Seperti biasanya sekitar pukul 10.30 WIB keatas, gw sma ka tiara mulai merasakan suatu
kelaparan akut yg memang selalu kt rasakan hampir setiap hari. Bukan karena kt
rakus sih, hanya saja kt terlalu fokus pada pekerjaan kt setiap hari, yg sangat
sangat penting, yaitu mempercantik blog kesayangan kt sehingga kadang itu
menguras waktu dan tenaga kt, sehingga ya wjarlah klo jam2 sgitu mulai tumbuh
keinginan untuk memamah biak.
So, singkat cerita, sewaktu rasa lapar mulai melanda, kami mulai mengais-ngais bak sampah, berusaha utk menemukan cemilan. Sayang sekali usaha tersebut tidak membuahkan hasil. Apalagi waktu itu, Mbak Yayan, pakar ketahanan pangan kami sedang tdk berada ditempat, karena harus menjalani wajib militer dan mengikuti Perang Rotan di area konflik, yaitu Katingan. Alhasil tidak ada makanan apapun yg berhasil kt dapatkan.
Sambil tertatih karena lemah dan kelaparan akhirnya kami
mendatangi seorang suhu yang sangat kenamaan di bidang cemal cemil. Dialah
Suhu Wahyu Setyoko, yang mana ketngguhannya sudah teruji dalam bidang makanan.
Terbukti dari kemampuannya untuk selalu menggelar pasar murah dan sidak pasar.
Selain itu pula, beliau selalu menyediakan produk ketahanan pangan yang
tersebar merata disekitar meja kerjanya. Walaupun seringkali mkanan2 tersebut
sedikit diragukan kehalalannya karena selalu disimpan berdampingan dengan kaos
kaki, namun tidak ada pilihan lain, kami hrus meminta sebagian dari yang dia
punya, demi untuk mempertahankan hidup. Urggghh….dunia memang kejam.
Begitu kami mengutarakan hal ihwal keperluan kami, dengan
senyumnya yang bijaksana dia manggut2 sambil mengelus jenggotnya. Dia merogoh plastik
putih diatas mejanya sambil berkata:
“Cucuku, aku mengerti kesusahan kalian saat ini. Oleh karena itu, aku punya sesuatu untuk kalian.”
“Cucuku, aku mengerti kesusahan kalian saat ini. Oleh karena itu, aku punya sesuatu untuk kalian.”
Dengan mata yang berbinar-binar dan ekor yang bergoyang2,
gw dan ka tiara bersiap2 menerima petuah dari Sang Suhu. Lalu dengan sigap, dia
mengeluarkan sebuah bungkusan dengan pose kira2 seperti ini:
Seberkas cahaya menyilaukan keluar dari balik
genggamannya, dan kami melihat…melihat…hmmmm, sebungkus kuaci. Sambil
menyerahkan kuaci itu dalam genggaman kami, dia berkata, “Ini kuaci ajaib,
kalau ditana m bisa tumbuh sampai ke langit. Makanlah dengan bijak.”
Sebagai bahan review aja ya, kuaci (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia),
"ku.a.ci [n] biji semangka yg dikeringkan dan diasinkan (untuk dimakan)."
Dizaman modern sekarang ini kuaci tidak hanya terbuat dari biji semangka, tapi seringkali biji bunga matahari, biji labu dan kelak mungkin akan dibuat kuaci dari biji duren atau kedondong.
"ku.a.ci [n] biji semangka yg dikeringkan dan diasinkan (untuk dimakan)."
Dizaman modern sekarang ini kuaci tidak hanya terbuat dari biji semangka, tapi seringkali biji bunga matahari, biji labu dan kelak mungkin akan dibuat kuaci dari biji duren atau kedondong.
Kuaci yang diberikan oleh Suhu Wahyu ini bermerk Kuaci
Tjhia Tjhia, entah gimana cara pelafalannya. Haruskah dibaca
“Kuaci jia jia”
atau
“Kuaci Ciat Ciat” seperti dalam film Kungfu????
Dan gw sama ka tiara sebenarnya sedikit merasa andilau (antara
dilemma dan galau)untuk menerima kenyataan bahwa kuaci itu bisa dipakai untuk
menganjal perut. Gw sendiri secara pribadi menganggap kuaci itu, okelah, kuaci
cukup enak, lumayan bt cemilan, dan dapat memberikan efek bahagia* (masih
diteliti kebenarannya). Tapi, ini perlu digarisbawahi, gw merasa kuaci itu
termasuk kategori, cemilan yang gak bisa bikin cantik. Lo bayangin aja, tercermin
dari cara memakannya: Pertama lo harus ngambil satu biji kuaci dan
memasukkannya ke sela gigi taring atau geraham, lalu memecahkan kulitnya, baru
mengambil isinya. Ini bakalan bikin siapapun yang memakannya menjadi seperti
binatang pengerat, cek gambar yang ini ->>
Lo bisa bayangin kan, raut muka sama ekspresi wajah lo
waktu lagi berusaha mengerat kulit kuaci tsb. Yang jelas muka lo waktu itu gak
bakalan keliatan cakep, apalagi kalo diliat dari CCTV dari ruangan bos.
Apalagi kalo kulit kuaci itu nyangkut di gigi lo, trus lo brusaha mencongkel kulit kuaci itu dari sela-sela gigi dengan lidah. Bakalan bikin bibir lo jadi mereng mereng gak penting gtu. Weird isn't it?
Namun apa daya, gejolak diperut semakin menggelora,
akhirnya kt ngganjel perut dgn kuaci dari Suhu Wahyu. Thanks to Suhu Wahyu, kt
kembali ceria, yaa..mungkin berkat kuaci ajaib itu. Tapi next time, kt pastikan
untuk membawa cemilan yang lebih sehat dan bisa bkin kt terlihat cantik, walaupun
cuma “terlihat” cantik.